UNTUK terjun ke dunia usaha,para sarjana sains sebaiknya memperkaya diri dengan pengetahuan bisnis.
Di AS,banyak CEO perusahaan besar yang berangkat dari bidang sains.
Akhir-akhir ini penyelenggaraan kompetisi sains tingkat pelajar dan mahasiswa menjadi semakin marak.Kompetisi-kompetisi itu ditujukan untuk meningkatkan minat para pelajar Indonesia dibidang sains.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Fasli Jalal mengungkapkan,dari sekitar 4,3 juta mahasiswa di seluruh Indonesia,hanya 5% atau sekitar 215 ribu orang yang mengambil jurusan sains. Kurangnya peminat jurusan sains,Fasli menambahkan, juga terlihat dari hasil ujian masuk perguruan tinggi.
Pada setiap tahun,jumlah pendaftar jurusan sains masih jauh di bawah kapasitas yang disediakan oleh perguruan tinggi. ”Hanya beberapa perguruan tinggi yang memang kapasitasnya terpenuhi,”tandas Fasli. Rektor Universitas Indonesia Prof Dr Gumilar Rusliwa Somantri mengatakan, minimnya minat mahasiswa terhadap bidang sains dipicu pengotakan bidang sains dan nonsains di masyarakat.
Menurutnya, siswa sering kali menganggap pelajaran eksakta merupakan pelajaran sulit dan menakutkan. Bukan hanya itu,sejak dahulu anak-anak di Indonesia tidak dididik untuk menjadi manusia yang mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Ini karena tidak adanya dukungandarimetodepembelajaran, yanghanya memfokuskan pada kegiatan teori semata.
”Kalau di luar negeri, sejak dini anakanak sudah diminta membuat suatu proyek yang mendorong rasa ingin tahu mereka. Otomatis rasa mencintai sains sudah tertanam sejak usia dini,” tutur Head of Mathematics Department Universitas Pelita Harapan (UPH) Dr Helena Margaretha.
Minat terhadap sains juga tidak kunjung meningkat karena masyarakat Indonesia masih menginginkan segala sesuatu secara instan.”Buktinya,mereka lebih menyukai impor dari negara lain ketimbang memproduksi barang sendiri. Padahal, justru di situlah bidang sains berperan,” ujar Rektor Universitas N e g e r i Ja k a r t a (UNJ) Dr Bedjo Sujanto, MPd. Penggagas dan Presiden Asian Physics Olympiad Prof Yohanes Surya mengakui, kebanyakan pelajar masih beranggapan lulusan sains hanya mempunyai dua pilihan. Yakni menjadi peneliti atau pengajar.
Padahal, sarjana sains memiliki kesempatan kerja lebih banyak daripada lulusan sosial dan memiliki nilai plus tersendiri. Sebab, para sarjana sains memiliki kemampuan logika berpikir ilmiah. ”Kalau dilihat di Amerika Serikat,para CEO (chief executive officer) justru banyak berangkat dari bidang sains,”tutur Yohanes, yang meraih gelar master dan doktor dari College of William and Mary,Virginia,AS.
Yohanes menyarankan, para lulusan sains yang ingin terjun ke dunia usaha hendaknya menempuh studi bisnis untuk S2. Sedangkan yang berminat menjadi peneliti,sebaiknya mengambil S2 dan S3 di bidang sains serupa. Ketika ditilik lebih dalam, sejatinya bidang sains memiliki peluang karier yang cukup beragam.Contohnya program studi (prodi) Fisika.Prodi ini memiliki dua jenis peminatan, yakni bidang studi Fisika Medis dan Fisika Energi.
Sekilas mengenai Fisika Medis, bidang ini mendidik mahasiswa untuk menekuni permodelan numerik, inovasi perangkat lunak, dan segala sesuatu soal tubuh yang mengarah kepada penggunaan teknologi di bidang kedokteran.
”Lulusan bidang ini dapat bekerja di rumah sakit modern atau lembaga penelitian di bidang kesehatan dan kedokteran di level nasional, regional atau internasional,” terang Ketua Jurusan Fisika UPH Dr PY Topo Suprihadi,Dipl Phys.
Ada pun Fisika Energi, studi ini mendidik mahasiswa untuk menekuni permodelan numerik dan penerapan teori Fisika berbasis sumber daya alam terbaru dan ramah lingkungan. Industri energi dan lembaga penelitian dan pengembangan di bidang energi, merupakan ruang lingkup pekerjaan bidang ini.
Prodi Matematika pun memiliki dua bidang peminatan, Matematika Aktuaria dan Matematika Komputasi. Matematika Aktuaria merupakan ilmu yang mengaplikasikan metode matematika dan statistika untuk menganalisis risiko dalam asuransi dan industri keuangan. Dengan kata lain, bidang ini erat kaitannya dengan bisnis dan finansial.Profesi ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis profesional.
Di sisi lain, Matematika Komputasi mengintegrasikan matematika terapan dan ilmu komputer. Helena menjelaskan, banyak masalah industri, teknik, kesehatan, bisnis, dan ekonomi, yang dapat dimodelkan secara matematika dan disimulasikan dengan bantuan komputer.
”Karena itu sangat diperlukan orangorang yang memiliki pengetahuan di bidang ini,” tandas Helena. Ada lagi program studi sains yang tidak kalah menarik, yaitu Bioteknologi. Bidang ini tergolong baru di Indonesia. Dosen Bioteknologi UPH Reinhard Pinontoan mengungkapkan, bidang bioteknologi di dunia saat ini sedang bertumbuh pesat. Peluang bisnisnya pun sangat besar. sumber:
Seputar Indonesia, Minggu, 23 November 2008 (sri noviarni)
Peluang Lebar Jurusan Sains
| author: SMPN2RANGKASBITUNGPosts Relacionados:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)



0 komentar:
Posting Komentar